Selasa, 17 Maret 2009

Kata Serapan Bahasa Inggris dalam Suara Merdeka

PENGGUNAAN KATA SERAPAN BAHASA INGGRIS
DI EDITORIAL SUARA MERDEKA SEMARANG


Derri Ris Riana, S. S.
Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur



ABSTRACT

English is an International language which contributes to the development of the Indonesian language. Many English loan words are used in Indonesian newspaper because there are no such Indonesian words to exactly express some ideas due to the lack of words in the language. The aim of the analysis is to describe the use of English loan words in the editorials of Suara Merdeka issued in August 2003. The focus of the analysis is to describe the language changes taken place in the English loan words in Suara Merdeka.
We know that the phenomenon of English loan words happens in almost all fields of life. However, the existence of English loan words is good to enrich our Indonesian vocabularies. If there are no equivalents of words in English to Indonesian for expressing certain ideas, English loan words are necessary to be used. However, we should use Indonesian words if there are the equivalents of words in Indonesian so that our Indonesian language will be existed.

Key words: Loan words, language changes, equivalent of words

1. Pendahuluan
Bahasa memegang peranan penting dalam membentuk hubungan yang baik antara sesama manusia. Menurut Owen, bahasa itu ada karena para pengguna bahasa sudah menyetujui adanya simbol yang sudah disepakati dan aturan-aturan yang diikuti oleh masyarakat (1996:9). Bahasa berfungsi sebagai suatu alat komunikasi yang bisa digunakan untuk mengemukakan pendapat, pandangan, dan serta membantu manusia memahami satu sama lainnya sehingga komunikasi bisa berhasil.
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sering digunakan oleh manusia di seluruh pelosok dunia. Oleh karena itu, bahasa Inggris memengaruhi bahasa lain di berbagai bidang kehidupan, contohnya: istilah khusus bahasa Inggris di bidang pendidikan dan teknologi. Banyak istilah khusus dinyatakan dalam bahasa Inggris sehingga orang cenderung mengadopsi istilah bahasa Inggris daripada istilah dalam bahasa asli yaitu bahasa Indonesia. Aitchison menyatakan bahwa istilah asing yang diadopsi tersebut cenderung berubah supaya sesuai dengan struktur bahasa peminjam, walaupun bahasa peminjam kadang-kadang hanya terpengaruh sedikit terhadap gangguan struktur bahasa yang mungkin muncul (199:114).
Orang secara alami mengadaptasi beberapa aspek dari bahasa lain dan kadang-kadang meniru beberapa istilah dari bahasa lain tersebut dan kemudian mengadopsi sistem bahasa dari bahasa yang diadopsi ke dalam bahasa asli. Odlin menyatakan bahwa perpindahan bahasa pinjaman berarti bahwa pengaruh bahasa kedua sudah diterapkan pada bahasa yang dicapai sebelumnya (yang merupakan bahasa asli) (1993:12). Kata serapan cenderung diadaptasi ke dalam sistem bahasa selanjutnya/bahasa asli. Hal ini bisa menyebabkan perubahan bahasa yang terdiri atas perubahan suara, perubahan struktur, dan perubahan semantik/arti. Kata serapan biasanya lebih sering digunakan karena kata serapan ini lebih familiar dan dapat dimengerti dengan mudah. Beberapa kata tidak bisa secara tepat diterjemahkan ke dalam bahasa asli tanpa merubah arti.
Sebagai bahasa Internasional, bahasa Inggris mempunyai pengaruh besar terhadap bahasa-bahasa yang lain, termasuk bahasa Indonesia. Bentuk kata yang sama yang muncul dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan arti dan juga sistem bahasa yang sama akan mengungkapkan fakta bahwa bahasa Inggris mempengaruhi bahasa Indonesia.
Saat ini, pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Oleh karena itu, orang harus mengetahui tentang fenomena ini, jika orang tidak ingin diremehkan oleh orang lain. Ada beberapa sumber pengetahuan dan informasi yang berbeda, contohnya: media masa seperti televisi, radio, surat kabar, internet, dan lain - lain. Salah satu surat kabar terbesar di Semarang adalah surat kabar Suara Merdeka. Suara Merdeka adalah surat kabar lokal di Semarang, yang berisi tentang beberapa berita di sekitar daerah Semarang dan juga memberikan informasi nasional dan internasional termasuk masalah politik, ekonomi, dan lain - lain. Beragam artikel ditulis oleh editor yang menggunakan kata - kata yang familiar sehingga para pembaca dapat tertarik dalam membaca artikel surat kabar.
Kata serapan sering muncul di berbagai tulisan khususnya di surat kabar. Hornby mengatakan bahwa surat kabar adalah cetakan terbitan yang muncul setiap hari atau setiap minggu yang berisi berita, iklan, artikel tentang beberapa masalah, dan lain - lain (1995: 782). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa surat kabar tidak hanya berisi tentang berita, tetapi juga iklan, editorial, artikel, iklan, dan lain - lain. Kata serapan bahasa Inggris seringkali muncul di artikel surat kabar, sehingga secara tidak sadar para pembaca terdorong untuk mengadopsi kata serapan ini dan lebih memilih menggunakan kata serapan ini daripada kata dalam bahasa Indonesia asli.
Pada analisis ini, penulis memfokuskan pada kata serapan bahasa Inggris yang sering muncul di surat kabar Indonesia, khususnya Suara Merdeka, surat kabar lokal di Semarang dan juga perubahan bahasa yang disebabkan oleh kata serapan bahasa Inggris seperti perubahan semantik, struktur, maupun bunyi.

2. Pembahasan
2. 1. Kata Serapan Bahasa Inggris tanpa Mengalami Perubahan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari editorial Suara Merdeka yang terbit pada Agustus 2003, penulis menyimpulkan bahwa ada 2 tipe kata serapan bahasa Inggris yang sering muncul di surat kabar ini. Pertama, kata serapan bahasa Inggris yang tanpa mengalami perubahan yang secara langsung dipinjam dari bahasa Inggris tanpa mengalami proses perubahan dari bentuk aslinya; kata - kata serapan ini masih mempunyai bentuk yang sama digunakan di Suara Merdeka. Tidak ada perubahan pada semantik, struktur, dan bunyi. Contoh kata serapan tipe pertama seperti contoh dibawah ini:
1. Tak salah kalau mahasiswa melontarkan kritik dengan penilaian wakil - wakil rakyat kehilangan sense of crisis.
2. Beberapa negara sudah mengeluarkan travel warning persis setelah tragedi bom Legian Bali, Oktober tahun lalu.
3. Lebih baik dikembalikan pada mekanisme check and balance yang ada antara lembaga eksekutif dan yudikatif.
4. Momen itu sangat bagus untuk memberikan confidence kepada pasar dan dunia usaha bahwa pemerintah telah bersiap - siap mengantisipasi dampak bom Marriot.
5. Jelas karena pemberitaan dan blow up di media masa.

Dalam kalimat - kalimat tersebut ada kata - kata yang menggunakan kata serapan bahasa Inggris secara langsung pada konteks di Suara Merdeka tanpa mengalami perubahan pada bentuk aslinya. Kata serapan bahasa Inggris tersebut tidak membentuk arti baru dalam bahasa Indonesia dan tetap memiliki arti sesuai dalam bahasa Inggris, walaupun kata serapan bahasa Inggris diterapkan di konteks bahasa Indonesia. Contohnya: pada kalimat nomor 2, kata serapan bahasa Inggris travel warning masih mempunyai arti yang sama sesuai dalam bahasa Inggris yang berarti suatu peringatan dari pemerintah kepada para wisatawan yang bermaksud berkunjung ke suatu tempat.
Perubahan struktur juga tidak ada dalam jenis kata serapan ini karena tidak ada imbuhan dan akhiran yang ditambahkan pada kata serapan bahasa Inggris ini dan masih menjaga struktur kata Inggris asli. Jika kata serapan bahasa Inggris ini diletakkan di konteks bahasa Indonesia, kata serapan ini akan ditulis sama sesuai bentuk aslinya misalnya pada kalimat nomor 1, kata serapan sense of crisis.
Para penulis di Suara Merdeka lebih suka menggunakan jenis kata serapan bahasa Inggris karena mungkin tidak ada kata dalam bahasa Indonesia yang secara tepat mengungkapkan ide seperti dalam bahasa Inggris. Jika dipaksakan memakai kata dalam bahasa Indonesia maka kata serapan ini mungkin jadi tidak berarti atau tidak sesuai dalam menggantikan kata yang asli. Misalnya dalam kalimat 3, kata check and balance diganti dengan pemeriksaan dan keseimbangan. Prestis juga membuat orang memakai kata serapan bahasa Inggris. Misalnya orang lebih sering memakai kata confidence daripada percaya diri.
Tipe kedua kata serapan adalah kata serapan bahasa inggris yang mengalami perubahan bahasa dimana kata serapan mengalami proses perubahan sebelum digunakan di kalimat dalam bahasa Indonesia. Proses ini termasuk perubahan semantik, struktur, dan bunyi. Kata - kata seperti kritik (English: critique), politik ( English: politic), dan konflik (English: conflict) merupakan kata serapan bahasa Inggris yang mengalami perubahan bentuk.

2. 2. Kata Serapan Bahasa Inggris yang Mengalami perubahan Bahasa
2. 2. 1. Kata Serapan Bahasa Inggris yang Mengalami perubahan Semantik
Penggunaan kata serapan bahasa Inggris di Suara Merdeka menyebabkan perubahan semantik. Perubahan semantik terdiri dari perluasan, penyempitan, dan pergeseran makna. Contoh kata serapan bahasa Inggris yang mengalami proses perluasan makna bisa dilihat pada kata intrik. Intrik merupakan kata serapan bahasa Inggris yang berasal dari kata bahasa Inggris Intrique. Hornby (1995: 626) menyatakan bahwa ada 2 pengertian kata intrique: pertama, membuat rencana tersembunyi yang menyebabkan seseorang terluka, melakukan sesuatu yang illegal, dan lain - lain. Kedua, susunan rencana tersembunyi. Dalam bahasa Indonesia, Moeliono (1993: 337) menyatakan bahwa kata intrique menjadi intrik yang berarti rencana tersembunyi. Bagaimanapun juga, kata ini jarang muncul di konteks yang lain. Contohnya: dalam kalimat “Jadi panggung dan intrik politik.” Arti asli dari kata intrik mengalami perluasan makna, tetapi ini dibatasi pada konteks di editorial Suara Merdeka. Pada umumnya, arti kritik merupakan melakukan sesuatu yang illegal.
Kata asumsi dalam kalimat “Itupun masih dengan beberapa catatan serta asumsi” mengalami perubahan makna. Bentuk asli dari kata asumsi adalah assumption yang berarti sesuatu yang diperkirakan benar atau pasti terjadi; tetapi tidak terbukti. Bagaimanapun juga, dalam bahasa Indonesia, artinya menjadi sesuatu yang bisa diterima sebagai dasar pikiran, anggapan. Arti asli kata asumsi mengalami perluasan makna.
Tipe kedua dari perubahan semantik yaitu penyempitan makna. Makna asli dari kata conglomerate adalah suatu bisnis organisasi yang besar terdiri dari beberapa bentuk perusahaan yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, conglomerate menjadi konglomerat yang berarti seseorang yang sangat kaya yang mempunyai beberapa perusahaan seperti yang kita lihat dalam kalimat “Kedua peristiwa itu, peledakan bom dan tindakan bunuh diri konglomerat, tidak ada kaitan langsung.” Hal ini termasuk dalam penyempitan makna karena makna asli menjadi menyempit. Contoh lain yaitu dalam kata retribution. Hornby (1995: 1004) menyatakan bahwa retribution berarti kompensasi dari pemerintah. Dalam bahasa Indonesia retribution menjadi retribusi yang berarti uang yang ditarik pemerintah untuk pajak. Hal ini bisa terlihat pada kalimat “Alasan lain pencabutan perda - perda tersebut karena tumpang tindih dengan pajak pusat, tidak sesuai dengan prinsip - prinsip retribusi, serta menimbulkan duplikasi pungutan daerah.”
Perubahan makna terakhir yaitu pergeseran makna yang berarti makna kata digantikan dengan makna kata baru yang berbeda dengan kata yang asli. Misalnya dalam kata issue. Issue dalam bahasa Inggris berarti topik penting pada suatu pembahasan, urutan terbitan, dan hasil dari sesuatu. Bagaimanapun juga, kata ini mempunyai pergeseran makna dalam bahasa Indonesia. Moeliono (1993: 341) mengatakan bahwa isu berarti berita yang tidak bisa dijamin kebenarannya atau tidak ada fakta: sejenis rumor. Hal ini bisa dilihat dalam kalimat “Hampir bersamaan dengan peristiwa itu, penghuni - penghuni bangunan penting diselimuti kecemasan yang sangat karena isu ancaman bom lewat telepon.”

2. 2. 2. Kata Serapan Bahasa Inggris yang Mengalami Perubahan Struktur
Ada 3 tipe perubahan struktur yang ada dalam editorial Suara Merdeka. Pertama, reanalisis yang berarti bentuk struktur bahasa asli bisa dibentuk dengan beberapa cara yang kemudian menjadi bentuk struktur yang baru. Perubahan ini tidak terlalu jauh dari bentuk asli dan masih bisa dilacak dari bentuk yang baru karena bahasa peminjam berusaha untuk menemukan bentuk terdekat bila dibandingkan dengan bentuk asli kata. Contohnya yaitu bentuk akhiran / - tion / yang sering ditemui dalam editorial Suara Merdeka. Bentuk akhiran / - tion / biasanya menjadi akhiran / - si / dengan adaptasi ke dalam bentuk bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena akhiran / - si / lebih familiar dan bisa diucapkan dengan mudah. Kita tidak bisa menemukan bunyi / n / di aturan bunyi dalam bahasa Indonesia sehingga bunyi ini susah untuk diucapkan sehingga diganti dengan akhiran / - si / supaya dapat diucapkan dengan mudah.
Di data yang dikumpulkan, penulis menemukan banyak contoh perubahan akhiran / - tion / menjadi akhiran / - si /. Contohnya:
reformation - reformasi demonstration - demonstrasi
ambition - ambisi inflation - inflasi
assumption - asumsi fluctuation - fluktuasi
position - posisi action - aksi
indication - indikasi domination - dominasi
contribution - kontribusi modification - modifikasi
innovation - inovasi evaluation - evaluasi
Contoh lain dari reanalisis yaitu perubahan akhiran / -ive / menjadi akhiran / - if / dalam bentuk bahasa Indonesia. Ada banyak contoh kata yang mengalami perubahan struktur ini, sebagai contoh:
Positive - positif relative - relative
Effective - efektif comprehensive - komprehensif
Incentive - insentif active - aktif
Negative - negative executive - eksekutif
Condusive - kondusif alternative - alternative
Tipe kedua dari perubahan struktur adalah analogi. Analogi berarti proses menjelaskan sesuatu dengan membuat perbandingan antara 2 benda. Hal ini termasuk dalam bentuk jamak. Ada beberapa cara membuat bentuk jamak seperti dengan menambahkan / - s / di akhir kata. Dalam data di Suara Merdeka terdapat pasangan kata yang menunjukkan bentuk jamak dengan menambahkan akhiran / - s / di akhir kata, contohnya:
Hotel - hotels sector - sectors
Event - events consequence - consequences
Club - clubs system - systems
Party - parties facility - facilities
Contoh diatas adalah bentuk jamak dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, tidak ada aturan bentuk jamak sehingga dalam editorial Suara Merdeka penulis tidak menemukan perubahan bentuk jamak ini. Selain itu, ada bentuk jamak tak beraturan, misalnya: kata kriteria dalam kalimat “Kriterianya, yang dinilai memberatkan dunia usaha atau tidak pro pasar itulah yang dicabut.” Sebenarnya, kata criteria mempunyai bentuk asli criteria yang merupakan bentuk jamak. Bagaimanapun juga, dalam editorial Suara Merdeka kata ini dianggap dalam bentuk tunggal tanpa mengetahui bahwa kata ini berbentuk jamak dalam bahasa Inggris. Dalam bentuk tunggal, kata ini menjadi criterion tetapi kata ini jarang digunakan di editorial Suara Merdeka sehingga kurang popular daripada penggunaan kata criteria. Kata kriteria adalah analogi dari kata criteria yang sudah ada. Pada kalimat “Berkebalikan dengan strata masyarakat yang justru makin mewah” terdapat kata strata. Kata strata dalam bahasa Inggris merupakan bentuk jamak, jika dalam bentuk tunggal kata strata menjadi stratum. Bagaimanapun juga, kata stratum jarang digunakan di editorial Suara Merdeka dan kurang popular daripada penggunaan kata strata. Contoh analogi yang lain teradapat dalam kalimat “Dia menegaskan tidak anti kritik, tetapi tidak bisa menerima jika (pernyataan itu) mengarah ke perseorangan dan tidak dilengkapi data.” Sebenarnya, kata data berbentuk jamak dalam bahasa Inggris dan bentuk tunggalnya datum. Tetapi datum tidak digunakan dalam editorial ini dan menggunakan kata data.
Tipe ketiga dari perubahan struktur adalah difusi. Difusi berarti proses meniru bentuk struktur bahasa dari bentuk bahasa lain untuk membentuk bentuk struktur yang baru. Misalnya: dalam kalimat “Ekonomi dan sosial sesuai sidang tidak pernah menjadi lebih baik” terdapat perubahan struktur karena kata sosial berasal dari kata social. Kata social dalam bahasa Inggris berfungsi sebagai kata sifat, bagaimanapun juga, kata sosial dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai kata benda. Contoh lain dari penggantian konsonan / c / ke dalam / s / ketika terletak di depan huruf / I / dan / e / yaitu:
drastic - drastis circulation - sirkulasi
dramatic - dramatis central - sentral
civil - sipil deficit - deficit
recipe - resep audience - audiens
tactic - taktik commercial - komersial
Konsonan / c / berubah menjadi / k / ketika terletak didepan huruf a, I, u, e, o. Contohnya:
critique - kritik crisis - krisis
club - klub classic - klasik
claim - klaim collusion - kolusi
commission - komisi credit - kredit
cosmetic - kosmetik corruption - korupsi
2. 2. 3. Kata Serapan Bahasa Inggris yang Mengalami Perubahan Bunyi
Kata serapan bahasa Inggris mempengaruhi bunyi dalam bahasa Indonesia sehingga lambat laun menyebabkan perubahan bunyi yang sesuai dengan bunyi dalam bahasa Indonesia. Ada 4 macam perubahan bunyi yaitu asimilasi, hilangnya bunyi, penambahan bunyi, dan sintesis. Asimilasi terdiri dari 2 macam yaitu asimilasi progresif dan asimilasi regresif. Asimilasi progresif terjadi ketika perubahan bunyi dari satu bunyi ke bunyi yang lain dipengaruhi oleh kata yang mendahuluinya. Contoh dari asimilasi progresif adalah berupa bentuk jamak, / s / dan / z / bisa berubah tergantung dari bunyi pertama. Misalnya dalam kalimat “Kritik - kritik sangat tajam dilontarkan terhadap sidang MPR oleh puluhan mahasiswa yang berdemo di bundaran HI Jakarta selasa lalu” berisi kata kritik. Sebenarnya, dalam bahasa Inggris bentuk jamak dari kata critique adalah critiques / k r I t i : k s / dengan / - s / di akhir kata. Critiques diikuti oleh / s / karena pada akhir kata menggunakan konsonan / k / sehingga kata ini harus diikuti oleh / s /. Pada umumnya kata yang mempunyai akhiran dengan konsonan / p, t, k / harus diikuti oleh / s /. Dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan bentuk jamak. Tetapi dalam editorial Suara Merdeka bentuk ini tidak diterapkan.
Selain itu, kata yang mempunnyai akhiran konsonan / y / harus diikuti oleh / - es /. Contohnya: dalam kalimat “Apakah benar pemimpin partai lain tidak pernah tersangkut penggunaan dana bulog atau model - model KKN yang sangat lazim terjadi di masa lalu” berisi kata partai. Sebenarnya bentuk asli kata partai adalah party yang bentuk jamaknya menjadi parties dengan akhiran / - es / karena kata ini mempunyai akhiran konsonan / y /. Tetapi di editorial Suara Merdeka bentuk jamak ini tidak pernah muncul. Contoh ini hanya menunjukkan tentang bentuk jamak asli dari kata party adalah parties, dan dalam bahasa Indonesia kata partai dalam bentuk jamak menjadi partai - partai.
Asimilasi regresif terjadi ketika perubahan dari satu bunyi ke bunyi yang lain dipengaruhi oleh bunyi berikutnya. Dalam bahasa Inggris, kita bisa menambahkan awalan / il - / pada kata legal untuk membentuk pernyataan negatif atau menyatakan tidak sehingga kata ini menjadi illegal karena pengaruh bunyi / l / lateral sehingga menjadi illegal. Untuk membentuk pernyataan negatif dalam bahasa Inggris kata efficiency menjadi inefficiency karena pengaruh huruf vocal / e / sehingga menggunakan awalan / in / di depan kata efficiency. Dalam editorial Suara Merdeka efficiency menjadi efisiensi dan dalam bentuk negatif menjadi inefisiensi.
Perubahan bunyi yang kedua adalah hilangnya bunyi. Hilangnya bunyi terjadi bila huruf tertentu mungkin hilang dalam suatu bunyi karena pengaruh yang lain. Kata conflict dalam bahasa Inggris diucapkan sebagai / k o n f l I k t / dengan konsonan ganda di akhir. Tetapi bila kata ini dipinjam oleh bahasa Indonesia kata ini menjadi konflik tanpa / t / di akhir kata. Hal ini menunjukkan bahwa ada penghilangan suatu bunyi / t / pada kata / k o n f l I k / karena bahasa Indonesia jarang menggunakan konsonan ganda di akhir kata seperti / - kt / sehingga hanya menggunakan bunyi / k / di bunyi Indonesia. Contoh lainnya yaitu: kata aspect dalam bahasa Inggris yang diucapkan / a s p e k t / dengan akhiran / t / setelah huruf / k /. Dalam bahasa Indonesia aspect menjadi / a s p e k / tanpa akhiran / t /. Contoh lainnya yaitu: object / o b d 3 I k t / menjadi objek dan subject / s Λ b d 3 I k t / menjadi subjek.
Dalam bunyi bahasa Inggris, kita sering menemukan kata dengan konsonan ganda / -nt / di akhir kata. Contohnya: kata stimulant diucapkan / s t I m j u l ә n t /. Ketika bunyi ini diadaptasi ke bunyi bahasa Indonesia menjadi stimuan tanpa akhiran / t / karena bunyi dalam bahasa Indonesia tidak ada akhiran / - nt /. Contoh lainnya yaitu:
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
sentiment sentimen
transparent transparan
contingent kontingen
president president
element elemen
Perubahan suara yang ketiga adalah penambahan bunyi. Penambahan bunyi yaitu suatu proses dimana bunyi ditambahi oleh beberapa konsonan atau huruf vokal. Bentuk asli kata total yaitu / t ә u t l / tanpa ada bunyi diantara huruf / t / dan / l /. Tetapi ketika kata ini dipinjam oleh kata dalam bahasa Indonesia maka menjadi total dengan penambahan huruf vokal / a / di tengah 2 konsonan tersebut. Contoh lainnya yaitu: scandal / s k ǽ n d l / menjadi skandal, global / g l ә u b l / menjadi global, legal / l I : g l / menjadi legal, vocal / v ә u k l / menjadi vokal, local / l ә u k l / menjadi local, mental / m e n t l / menjadi mental, dan informal / I n f o : m l / menjadi informal.
Selain itu, bunyi / r / sering digunakan untuk menambah beberapa kata dari bahasa Inggris untuk digunakan dalam bahasa Indonesia. Pada kata factor yang biasanya diucapkan / f ǽ k t ә / dalam bahasa Inggris menjadi faktor dalam bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa ada penambahan bunyi / r / dalam kata faktor. Contoh lainnya yaitu: transfer / t r ǽ n s f ә / menjadi transfer, figure / f I g ә / menjadi figur, primer / p r a I m ә / menjadi primer, motor / m ә u t ә / menjadi motor, dan sponsor / s p o n s ә / menjadi sponsor. Bunyi / ә / juga sering digunakan dalam menambahkan kata serapan bahasa Inggris. Kata flexible yang aslinya diucapkan / f l e k s ә b l / menjadi fleksibel dengan penambahan bunyi / ә / di tengah - tengah 2 konsonant / b / dan / l /. Contoh lainnya yaitu: label / l e I b l / menjadi label dan principle / p r I n s I p l / menjadi prinsipel. Penambahan bunyi / I / juga sering dijumpai dalam editorial Suara Merdeka. Kata province yang aslinya diucapkan / p r o v I n s / menjadi provinsi dalam bahasa Indonesia dengan penambahan huruf vocal / I / setelah konsonan / s /. Contoh lainnya yaitu: police / p ә l I : s / menjadi polisi dan civil / s I v l / menjadi sipil.
Perubahan bunyi ke empat adalah sintesis. Sintesis terjadi karena 2 bunyi yang berasal dari bagian kata yang berbeda menjadi satu atau sintesis dan kemudian membentuk bunyi baru. Untuk membuat kata serapan bahasa Inggris lebih mirip kata dalam bahasa Indonesia, ada beberapa awalan dan akhiran yang ditambahkan ke dalam kata serapan tersebut. Dalam data editorial Suara Merdeka, penulis menemukan kata serapan dari bahasa Inggris justifikasi yang ditambah dengan awalan / men - / kemudian menjadi menjustifikasi. Kata - kata berikut ini terdiri dari awalan dan akhiran yang ditambahkan dalam kata serapan:

Awalan Kata Serapan Bahasa Inggris Akhiran Hasil
men dominasi - mendominasi
di fokus kan difokuskan
me legal kan melegalkan
mem formulasi kan memformulasikan
di sinyal ir disinyalir
meng konfirmasi kan mengkonfirmasikan
ber lokasi - berlokasi
ter deteksi - terdeteksi
meng kontrol - mengontrol
di apresiasi - diapresiasi

3. 3. Konteks Kata Serapan Bahasa Inggris
Ada banyak kata serapan bahasa Inggris yang digunakan dalam bahasa Indonesia, khususnya di editorial Suara Merdeka. Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional sudah mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia dalam berbagai bidang yang berbeda. Di data yang ada, ada 8 konteks kata serapan bahasa Inggris yang sering diterapkan dalam editorial Suara Merdeka, antara lain: (1) ekonomi dan bisnis, (2) masalah sosial, (3) ilmu pengetahuan dan teknologi, (4) politik, (5) agama, (6) pendidikan, (7) olahraga, dan (8) transportasi.
Kata serapan bahasa Inggris yang diterapkan dalam konteks ekonomi dan bisnis sangat banyak. Contohnya: Kata ekonomi dalam kalimat “Ekonomi dan sosial sesuai sidang tidak pernah menjadi lebih baik”, kata inflasi dalam kalimat “Dan juga pertambahan angka pengangguran setiap tahun serta inflasi”, kata moneter dalam kalimat “Krisis ekonomi pada tahun 1997 yang diawali dengan krisis moneter yakni kejatuhan kurs rupiah menimbulkan goresan hitam dalam sejarah perekonomian kita”, kata investasi dalam kalimat “Investasi baru mungkin akan tertunda hingga mengharapkan kenaikan yang terlalu signifikan pada tahun depan memang tidak mungkin”, kata fluktuasi dalam kalimat “Pasar relatif tenang, nyaris tanpa fluktuasi”, dan likuiditas dalam kalimat “Khususnya yang menyangkut dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan sekarang mulai dikejar aparat hukum.”
Dalam konteks sosial banyak kata serapan bahasa Inggris yang menunjukkan kegiatan sosial. Contohnya yaitu: kata generasi dalam kalimat “Maka dibutuhkan sikap batu dengan inti: Jangan sampai ada keterputusan generasi”, kata konglomerat dalam kalimat “Kedua peristiwa itu, peledakan bom dan tindakan bunuh diri konglomerat, tidak ada kaitan langsung, kata kultur dalam kalimat “Sementara generasi muda sekarangpun sedikit banyak sudah terkenal pengaruh kultur korupsi”, dan kata komunikatif dalam kalimat “Sikap terbuka dan transparan serta komunikatif yang sudah ditunjukkan pada periode pertama perlu dipertahankan, juga sikap ngemong dan akomodatif.”
Dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi dapat kita ambil contoh, antara lain: kata media dalam kalimat “Jelas karena pemberitaan dan blow up di media masa”, kata local resources dalam kalimat “Sementara itu, sector pertanian yang lebih mengandalkan local resources sudah terlalu lama terabaikan dan kurang dikembangkan”, dan kata leading sector dalam kalimat “Apakah serangkaian kebijakan yang akan segera diluncurkan nanti sudah akan mengangkat sector pertanian menjadi leading sector.”
Contoh kata serapan bahasa Inggris dalam konteks politik yaitu: kata forum dalam kalimat “Kritik ada forumnya sendiri,” kata intrik dalam kalimat “Jadi panggung dagelan dan intrik politik,” kata konstitusi dalam kalimat “Dinamika politik tidak harus mengganggu perekonomian asalkan semua berjalan lancer, normal, dan dalam koridor konstitusi serta hukum,” dan kata partai dalam kalimat “Apakah benar pemimpin partai lain tidak pernah tersangkut penggunaan dana bulog/ model - model KKN yang sangat lazim terjadi di masa lalu.”
Dalam konteks agama, penulis hanya menemukan sedikit kata serapan bahasa Inggris. Contohnya: kata legitimasi dalam kalimat “Apapun latar belakangnya, Jamaah Islamiah terlegitimasi dalam opini buruk,” kata individu dalam kalimat “Itu lebih merupakan tindakan individu dan mereka kebetulan memilih label tindakan yang dipayungkan agama, “ dan kata representative dalam kalimat “Karena terus - menerus disebut setiapkali nama - nama orang tertentu muncul akan tercipta opini yang seakan - akan representatif bahwa terorisme adalah Jamaah Islamiah sama dengan terorisme.”
Penggunaan konteks kata serapan bahasa Inggris dalam bidang pendidikan yaitu: kata drop out dalam kalimat “Ketidakmampuan membayar SPP itu karena penghasilan orang tua mereka sudah beberapa bulan ini tidak cukup, bahkan beberapa diantara anak - anak itu terpaksa di drop out,” kata berlokasi dalam kalimat “H. Noor Khan Sag, Kepala SD Islam Taqwiyatul Waton, salah satu sekolah yang berlokasi di kelurahan Tanjung Mas mengakui lebih dari 200 dari 600 siswanya menunggak pembayaran Rp. 15. 000, - per bulan,” dan kata dispensasi dalam kalimat “Dispensasi sudah diberikan dengan mengangsur serta menekankan agar anak - anak itu tetap sekolah kendati mengalami kesulitan keuangan.”
Dalam bidang olahraga, penulis menemukan banyak kata serapan bahasa Inggris misalnya: kata kontingen dalam kalimat “Ganda Candra Wijaya/ Sigit Budiarto melengkapi keterpurukan kontingen Indonesia dalam kejuaraan dunia Bulutangkis 2003,” kata arena dalam kalimat “Ini hasil terburuk ketiga di arena yang sama setelah 1985 dan 1987,” kata rivalitas dalam kalimat “Karena dalam tingkat rivalitas sekarang, peta kejuaraan dunia sebenarnya sangat terbaca,” kata event dalam kalimat “Dari event Birmingham ini persebaran gelar merata ke kekuatan - kekuatan dominan,” dan kata home referee dalam kalimat “Sebuah bukti pula bahwa Eko Parjianto dan kawan - kawan mampu mengatasi persoalan nonteknis karena lazimnya kompetisi liga di tanah air masih menyajikan fakta home referee.”
Penggunaan kata serapan bahasa Inggris yang digunakan dalam konteks transportasi antara lain: kata travel warning dalam kalimat “Beberapa negara sudah mengeluarkan travel warning persis setelah terjadi bom di Legian Bali, Oktober tahun lalu,” dan kata tariff, parkir dalam kalimat “Pemerintah kota Semarang berancang - ancang menaikkan tarif retribusi parkir di tepi jalan umum.”

3. Penutup
Berdasarkan pembahasan kata serapan bahasa Inggris di editorial Suara Merdeka, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada 2 tipe kata serapan bahasa Inggris yang sering muncul di Suara Merdeka, pertama kata serapan bahasa Inggris yang secara langsung dipinjam dari bahasa Inggris tanpa mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Kedua, kata serapan bahasa Inggris yang mengalami perubahan bahasa dengan merubah bentuk asli yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Perubahan tersebut antara lain perubahan semantik, struktur dan bunyi. Penggunaan kata serapan bahasa Inggris dalam editorial Suara Merdeka karena tidak ada istilah dalam bahasa Indonesia yang secara cocok mengungkapkan ide sesuai makna aslinya.
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional mempengaruhi bahasa Indonesia di berbagai bidang yang berbeda. Ada 8 konteks kata serapan bahasa Inggris yang diterapkan dalam editorial Suara Merdeka antara lain dalam bidang ekonomi dan bisnis, masalah sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, agama, pendidikan, olahraga, dan transportasi.
DAFTAR PUSTAKA

Aitchison, Jean. 1991. Language Change: progress and decay? Great Britain: Cambridge University Press.

Brown, Andrew and Dowling, Paul. 1998. Doing research/ reading research. A mode of Interrogation for Education. London: The Falmer Press.

Flournoy, Michael Don. 1992. Content Analysis of Indonesian Newspaper. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hornby, AS. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University Press.

Moeliono, Anton. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Odlin, Terence. 1986. Language Transfer. Cross - Linguistic Influence in Language Teaching. London: Cambridge University Press.

Owen Jr, Robert E. 1996. Language Development. United State of America: A Pearson Educational Company.

Ramelan MA, Prof. Dr. 1999. English Phonetics. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

Robins, R. H. 1980. General Linguistics. An Introduction Survey. New York: Longman Inc.





























Sastra Indonesia dan Sastra Dunia: Persaingan di Era Globalisasi

Sastra Indonesia dan Sastra Dunia: Persaingan di Era Globalisasi

Karya Derri Ris Riana, S.S.


Era globalisasi memberi dampak positif dan negatif dalam kehidupan berbangsa. Dampak positif yang muncul, yaitu persaingan di berbagai bidang kehidupan yang semakin ketat dan kesempatan yang semakin luas untuk lebih maju dan berkembang. Namun, apabila tidak mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya, kita akan terlindas oleh persaingan global yang semakin berkembang pesat dan tidak terelakkan.
Dampak globalisasi yang tidak terelakkan tersebut juga berlaku pada sastra Indonesia. Agar tetap eksis, sastra Indonesia harus dapat memosisikan diri di antara sastra dunia lainnya yang lebih dominan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, kita perlu menonjolkan sifat khas atau etnik sastra Indonesia. Hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan karena pengaruh budaya barat yang semakin kuat dalam berbagai bidang, khususnya dalam interaksi sosial dan budaya. Pada saat ini generasi muda lebih memilih untuk mengadopsi budaya barat daripada menggunakan budaya Indonesia, misalnya dalam hal berpakaian, berbicara, dan bertingkah laku. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi, budaya Indonesia akan terkikis oleh budaya barat. Pengaruh budaya global dapat ditangkal dengan menanamkan ideologi budaya melalui pembelajaran sastra sejak dini. Melalui sebuah karya sastra kita dapat melihat dan memahami budaya suatu masyarakat. Rekaman budaya masyarakat tersebut menjadi pegangan bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi dan menjalani kehidupan di era globalisasi.
Sastra Indonesia menampilkan kekhasan budaya Indonesia. Dari tangan sastrawan Indonesia, potret Indonesia ditampilkan dengan gambaran yang jelas, baik budayanya maupun kondisi alamnya yang khas tropis. Selain itu, pola perilaku masyarakat dan adat istiadatnya dapat terlihat dari sastra Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berasal dari keanekaragaman suku-suku yang ada di Indonesia, seperti suku Dayak, suku Asmat, dan suku Jawa. Selain itu, negara ini juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, seperti batubara, minyak bumi, dan gas yang dapat dikelola dengan baik. Semua hal tersebut dituangkan dalam karya sastra sehingga masyarakat dunia dapat mengenal Indonesia secara utuh.
Salah satu bukti bahwa karya sastra Indonesia dapat dikatakan mendunia adalah banyak karya sastra Indonesia yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan besar di Indonesia yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Bahkan novelnya yang berjudul Bumi Manusia yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang telah dicetak sebanyak 2000 eksemplar. Hal tersebut menunjukkan bahwa karya sastra Indonesia juga diminati oleh bangsa lain. Sebagai wujud pengakuan dunia linternasional terhadap karya Pramoedya adalah ia pernah masuk nominasi untuk menerima Hadiah Nobel Sastra. Selain itu, ia juga menerima Norwegian Authors' Union Award untuk sumbangannya pada sastra dunia dan mendapat bintang jasa "Légion d'Honneur" dari pemerintah Perancis. Selain Pramoedya Ananta Toer, sejumlah novel karya Putu Wijaya, seorang dramawan kondang Indonesia, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia sekitar tahun 70-an. Kebanyakan karya-karya sastra yang berhasil mendunia rata-rata adalah karya sastra yang mengangkat jati dirinya sendiri dan sangat kental dengan warna budaya lokalnya. Ramadhan K.H., penulis puisi, novel, dan cerpen, merupakan penulis yang mengangkat lokalitas daerahnya dalam buku kumpulan sajak Priangan Si Jelita. Bahkan, kumpulan sajak yang mengungkapkan kecintaannya terhadap Tanah Priangan, Sunda tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jerman, Spanyol, dan Jepang. Generasi penulis pada saat ini juga tidak kalah dengan pendahulunya dalam hal kualitas, misalnya Ayu Utami. Diterbitkannya novel Saman karya Ayu Utami edisi bahasa Perancis menunjukkan adanya peluang bagi sastra Indonesia di Perancis.
Untuk bersaling dengan sastra barat lainnya, selain karya sastra Indonesia yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, karya sastra Indonesia banyak juga yang mengandung unsur lintas budaya. Fira Basuki adalah salah satu penulis yang sering menampilkan latar tempat yang lintas budaya sehingga memberikan kesempatan pada buku ini untuk diterjemahkan ke berbagai bahasa tanpa kehilangan rasa dan kedalamannya. Novelnya yang berjudul Jendela-jendela yang telah diterjemahkan ke versi bahasa Inggris dengan judul Windows mengambil latar tempat di Amerika, Singapura, dan Vietnam. Dengan demikian, novel tersebut kaya akan kekhasan budaya di negara-negara tersebut. Selain Fira Basuki, novel Andrea Hirata yang berjudul Edensor, novel yang termasuk dalam tetralogi Laskar Pelangi yang fenomenal, juga terdapat unsur lintas budaya. Novel Edensor tersebut menceritakan perjalanan dan pengalaman tokoh utamanya yang bernama Ikal dalam menempuh pendidikan Prancis. Ikal yang diceritakan sebagai seorang backpacker ini mengelilingi wilayah Eropa bersama dengan teman-temannya. Andrea Hirata mendeskripsikan tempat dan budaya di wilayah Eropa tersebut dengan sangat lugas dan bahasa yang sangat menarik.
Indikasi lain bahwa sastra Indonesia telah mendunia adalah di Singapura karya sastra Indonesia telah diajarkan di sekolah-sekolah menengah pertama dan menengah atas dan buku-buku sastra Indonesia pernah dijadikan buku teks sastra dan rujukan khusus untuk kajian sastra Melayu modern. Selain itu, di Korea sastra Indonesia dijadikan sebagai bahan jenjang untuk S-2 dan S-3, antara lain karya YB Mangunwijaya, WS Rendra, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer dan Umar Khayam
Untuk memosisikan sastra Indonesia dengan baik di dalam era globalisasi, terlebih dahulu masyarakat Indonesia harus lebih mengenal dan mencintai sastra Indonesia. Dengan mengenal dan memahami sastra, lambat laun kita dapat semakin mencintai dan memahami sebuah sastra. Untuk itu, perlu adanya pemasyarakatan karya sastra bagi masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan sastra Indonesia dapat berupa penyediaan bahan bacaan sastra yang memadai, baik di perpustakaan di lingkungan sekolah, perpustakaan umum, maupun di toko-toko buku. Selama ini buku sastra belum banyak tersedia di tempat-tempat tersebut sehingga masyarakat kurang mendapat informasi mengenai sastra Indonesia. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam penerbitan buku sastra sehingga minat baca masyarakat yang semakin besar terhadap sastra dapat tersalurkan.
Selain itu, para pelajar dan mahasiswa selaku generasi muda perlu dirangsang untuk menciptakan karya sastra, seperti puisi, cerpen, novel, dan naskah drama. Untuk itu, perlu suatu wadah bagi mereka untuk dapat menampung kreativitas mereka dalam bidang sastra, seperti sanggar sastra, sehingga bakat mereka dapat tersalurkan. Peningkatan apresiasi terhadap karya sastra dapat juga dilakukan melalui lomba-lomba yang berkaitan dengan sastra, seperti lomba baca puisi, lomba cipta cerpen, serta pementasan teater. Lomba-lomba tersebut dapat mendorong kreativitas dan meningkatkan apreasiasi masyarakat terhadap sastra. Dengan mencintai dan menghargai sastra Indonesia, diharapkan sastra Indonesia dapat bertahan dalam persaingan dengan sastra dunia.



Humanisme pada Puisi di Kaltim

Sisi Humanisme dalam Antologi Puisi
Secuil Bulan di Atas Mahakam dan Cinta Indonesia
Derri Ris Riana

Abstract
The main reason of doing this writing is to find humanism which is lack in today’s daily life. The issue may give some advantages for the readers to get a description about humanism itself and to realize the danger of losing the sense of humanity for human being’ life. From the poem that were published in Secuil Bulan di Atas Mahakam dan Cinta Indonesia, we can get some conditions dan descriptions about humanism done in our daily life, such as freedom, suffering, dream/hope of getting a better life, and also human being identification. Many human life problems are shown in the poem. Kalimantan Timur’s poet often arise humanism values in their poems. It proves that they are very concern about the lack of humanism in today’s daily life.

Key words: humanism, freedom, dream, poet

1. Pendahuluan
Apabila berbicara sastra, sangat erat kaitannya dengan berbicara tentang kehidupan. Sastra merupakan rekaman mengenai semua hal yang terjadi di dalam kehidupan. Sebagai hasil ciptaan para pengarang, sastra merupakan ungkapan isi hati atau perasaan mereka mengenai situasi yang ada di lingkungan sekitar, misalnya kehidupan religius, keadaan ekonomi, sosial masyarakat, maupun kritikan terhadap politik yang berlaku di negara ini. Oleh karena itu, kita dapat menyebut bahwa sastra adalah rekaman pengalaman dan tingkah laku manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Menurut Soeratno (dalam Jabrohim, 2001:10), dalam kaitannya dengan sastra, pada umumnya orang sepakat bahwa sastra dipahami sebagai satu bentuk kegiatan manusia yang tergolong pada karya seni yang menggunakan bahasa sebagai bahan. Melalui media bahasa, baik menggunakan bahasa keseharian maupun bahasa kiasan, karya sastra memiliki nilai estetika tersendiri yang membedakannya dengan tulisan yang lain.
Sastrawan memunyai cara tersendiri dalam menuangkan ide atau gagasan kreatifnya, ada yang mengungkapkannya lewat puisi, drama, prosa cerita, atau karya-karya sastra yang lain. Hal tersebut tergantung pada minat atau bakat yang dipunyai oleh sastrawan. Puisi adalah salah satu karya sastra yang memiliki bentuk dan sifat khas sehingga membedakannya dengan karya sastra yang lain. Unsur-unsur tersebut berupa: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur (Pradopo, 1995:7). Dengan kekhasannya tersebut, puisi dapat dianalisis dengan menautkan berbagai macam pembentuk struktur puisi. Meskipun demikian, orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna (Pradopo, 1995:3). Oleh karena itu, puisi harus dianalisis maknanya terlebih dahulu sebelum menganalisis aspek yang lain.
Munculnya karya sastra di Kalimantan Timur disebabkan oleh adanya pengungkapan ekspresi tentang budaya masyarakat yang diungkapkan oleh para pengarang Kalimantan timur. Oleh karena itu, karya sastra yang dihasilkan dapat berisi tentang kehidupan masyarakat maupun keadaan geografis yang ada di Kalimantan Timur. Para pengarang Kalimantan Timur memunyai kebebasan dalam mengungkapkan karyanya, seperti memilih tema. Tema yang diangkat menjadi topik biasanya mengenai keadaan geografis di Kalimantan Timur, seperti sungai Mahakam, budaya Kalimantan Timur, maupun keadaan politik yang ada.
Perkembangan sastra di Kalimantan Timur mengalami perjalanan yang cukup panjang. Karya sastra Tiga 3 yang tidak Masuk Hitungan yang diterbitkan oleh Kadrie Oening, Ahmad Dahlan, dan Burhan Dahlan merupakan tonggak munculnya karya sastra pertama di Kalimantan Timur. Setelah itu, muncul karya-karya sastra lain yang menyemarakan karya sastra Kalimantan Timur, misalnya munculnya Lembaga Peminat Sastra dan Seni yang didirikan oleh Institut keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Samarinda yang menerbitkan karya penyair-penyair pemula. Pada tahun berikutnya muncul Dewan Kesenian Samarinda (DKS) yang dimotori oleh A. Rizani Asnawi. DKS merupakan tempat berkumpulnya para penyair-penyair Kalimantan Timur. Dalam wadah tersebut para sastrawan bisa berbagi pendapat dan pikirannya mengenai hasil karyanya sehingga terjadi diskusi sastra yang menghasilkan buku kumpulan puisi Merobek Sepi (1979).
Kalimantan Timur telah memiliki antologi puisi karya pengarang Kalimantan Timur, contohnya Secuil Bulan di Atas Mahakam. Antologi tersebut terbit tahun 1999 oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Kalimantan Timur. Buku tersebut disusun oleh Safruddin Pernyata dkk. Judul antologi tersebut diambil dari judul puisi karya Rizani Asnawi Secuil Bulan di Atas Mahakam yang termuat di urutan pertama dalam antologi ini. Antologi ini memuat puisi karya tujuh belas penyair Kalimantan Timur dari berbagai kalangan, baik yang tua maupun muda. Sejumlah penyair yang karyanya dimuat dalam antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam adalah Rizani Asnawi, Achmad Noor, Ardin Katoeng, Abdul Rahim Hasibuan, Badaruddin Hamidy, Mugni Baharuddin, Masdari Ahmad, Misman, Masriady Mastur, Nanang Rijono, Hamdani, Habolhasan Asyari, Karno Wahid, Syafruddin Pernyata, Syamsul Khaidir, Sukardi Wahyudi, dan Yaya W.S. Aria Santyka.
Selain Antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam, koleksi antologi puisi Kalimantan Timur semakin bertambah dengan munculnya antologi Cinta Indonesia. Antologi yang diterbitkan pada tahun 1998 ini merupakan hasil karya para penyair yang ditampilkan dalam acara Parade Pembacaan Puisi Cinta Indonesia. Puisi yang dimuat dalam kumpulan sajak ini merupakan ungkapan hati para penyair Kalimantan Timur tentang hati nurani mereka dalam melihat kondisi bangsa Indonesia, khususnya bidang politik. Seperti kalimat yang tertera di dalam cover depan buku tersebut, yaitu “Kita Perhatikan Suara Hati 202 Juta Jiwa Rakyat Indonesia”, menunjukkan bahwa puisi yang dimuat dalam antologi ini berisi tentang kondisi dan peristiwa politik di negara ini dan persoalan yang ada di dalamnya. Beberapa penyair yang ikut ambil bagian dalam penulisan antologi ini adalah M. Sattar Miskan, Drs. Mugni Baharuddin, Drs. H. Syamsul Khaidir, H. Habolhasan Asyari, Drs. Hamsi Hamzah, Dr. M. Jafar Haruna, S. Pd., M.S., Drs. Hamdani, dan Zainal Abdi.
Puisi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah puisi yang terdapat di dalam kedua antologi yang sudah saya jelaskan tadi, yaitu antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam dan antologi Cinta Indonesia. Puisi adalah salah satu media untuk mengungkapkan perasaan si penulis. Tema yang diangkat juga beragam tergantung dari keinginan atau minat si penulis. Penulis tertarik untuk mengkaji sisi humanisme yang terdapat dalam puisi. Istilah humanisme diperkuat dengan definisi keraf (1987:113), yaitu perhatiannya yang utama dalam pikirannya adalah manusia. Ia memulai kariernya dengan suatu studi psikologis tentang manusia, kemudian beralih kepada analisis tentang pengalaman etis dan religius dari “manusia seluruhnya” dalam keseluruhan filsafatnya tentang manusia dalam segala dimensinya. Jadi, fokus perhatian aliran ini adalah manusia yang memiliki hak asasi atau kebebasan yang merupakan tuntutan manusiawi sehingga membedakannya dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain.
Selain itu, pengertian humanisme adalah aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik; paham yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting (KBBI, 2002:412). Pada saat ini aliran atau paham ini mungkin sudah mulai hilang karena di era modernisasi ini manusia cenderung mementingkan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Beberapa orang mungkin tega merampas hak orang lain untuk kesenangannya sendiri. Oleh karena itu, studi tentang humanisme diharapkan dapat lebih mengetahui gambaran kondisi humanisme pada masyarakat kita yang tercermin dalam puisi.
Di dunia ini ada beberapa tipe humanisme yang diterapkan. Frederick Edwords, ketua American Humanist Association (AHA) di http://www.jcn.com/humanism.html mengklasifikasikan istilah humanisme ke dalam 8 tipe.
Literary Humanism is a devotion to the humanities or literary culture.
Renaissance Humanism is the spirit of learning developed at the end of the Middle Ages with the revival of classical letters and a renewed confidence in the ability of human being to determine for themselves truth and falsehood.
Cultural Humanism is the rational and empirical tradition that originated largely in ancient Greece and Rome, evolved throughout European history, and a new constitutes a basic part of the western approach to science, political theory, ethics and law.
Philosophical Humanism is any outlook or way of life centered on human need and interest.
Christian Humanism is defined by Webster’s Third New International Dictionary as a philosophy advocating the self fulfillment of man within the framework of Christian principles.
Modern Humanism, also called Naturalistic Humanism, Scientific Humanism, Ethical Humanism and Democratic Humanism, is defined by one of its leading proponents, Corliss Lamont, as a naturalistic philosophy that rejects all supernaturalism and relies primarily upon reason and science, democracy and human compassion.
Modern Humanism has a dual origin, both secular and religious.
Secular Humanism is an outgrowth of 18th century enlightenment rationalism and 19th century free thought. Many secular groups, such as the Council for Democratic and Secular Humanism and the American Rationalist Federation and many otherwise unaffiliated academic philosophers and scientists, advocate this philosophy.
Religious Humanism emerged out of Ethical Culture, Unitarianism, and Universalism. Religious Humanism offers a basis for moral values, an inspiring set of ideals, methods for dealing with life’s harsher realities, a rational for living life joyously and an overall sense of purpose.
Pada penelitian ini, penulis memilih istilah philosophical humanism dan modern humanism untuk menganalisa data karena kedua definisi tersebut menjelaskan aspek keinginan dan hasrat manusia.
Di dalam buku yang berjudul Humanisme dan Kapitalisme karya Bernard Murchland (1992:93) dijelaskan adanya sepuluh asas humanisme, antara lain: (1) asas keterasingan, (2) asas kebebasan, (3), asas rasionalitas, (4) asas naturalisme, (5) asas moralitas, (6) asas masyarakat, (7) asas tradisi, (8) asas agama, (9) asas kreativitas, dan (10) asas subyektivitas. Kesepuluh asas tersebut merupakan suatu strategi untuk memperoleh humanisme yang kuat. Oleh karena itu, asas-asas tersebut dapat dijadikan gambaran bagaimana meraih humanisme yang sebenar-benarnya.
Penelitian ini mengulas 2 masalah, yaitu : (1) menemukan sisi humanisme yang tersirat dalam antologi puisi Secuil Bulan di atas Mahakam dan Cinta Indonesia, (2) menemukan hubungan antara sisi humanisme yang terdapat dalam kedua antologi tersebut dengan kehidupan pada saat ini.

2. Sisi Humanisme dalam Antologi Puisi Secuil Bulan di Atas Mahakam dan Cinta Indonesia
Seperti yang sudah dijelaskan di awal pembahasan bahwa humanisme adalah suatu paham yang mendorong manusia untuk memperoleh kebebasan bereskpresi atau hak asasi untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi, untuk meraih kebebasan tersebut tidaklah dicapai dengan perbuatan yang merugikan orang lain, seperti kejahatan dan kekerasan terhadap orang lain. Perbuatan-perbuatan tersebut akan melanggar hak asasi orang lain dan menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat. Apabila kekacauan terjadi, manusia tidak akan saling menghormati antara satu dengan yang lain sehingga tujuan humanisme akan hilang secara perlahan. Untuk itulah, diperlukan adanya toleransi satu sama lain sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Beberapa cara untuk meningkatkan humanisme, yaitu dengan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat dan memberikan kebebasan kepada orang lain sehingga tercipta kehidupan yang lebih baik.
Pada kesempatan ini, penulis akan mencari sisi humanisme yang tersirat pada puisi yang terdapat dalam antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam dan Cinta Indonesia. Beberapa pengarang pada kedua antologi tersebut, seperti Syamsul Khaidir, Masriady Mastur, Yaya W. Santika, Mugni Baharuddin, dan Zainal Abdi, mengangkat topik humanisme pada puisi karya mereka. Dengan gaya penulisan dan pilihan kata yang khas, mereka menciptakan puisi dengan menyoroti kondisi humanisme yang ada di masyarakat atau negara kita. Kepekaan sebagai seorang pengarang semakin terasah dengan melihat dan merasakan secara langsung situasi humanisme yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, puisi yang diciptakannya merupakan suatu potret nyata kondisi humanisme. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut karena untuk melihat bagaimana sisi humanisme yang dimiliki oleh sang pengarang melalui puisi yang diciptakannya.

2.1 Sisi Humanisme dalam Antologi Puisi Secuil Bulan di Atas Mahakam
Antologi yang terbit pada tahun 1998 ini sebagian puisinya mengangkat tema humanisme. Beberapa pengarang yang tertarik menulis tema humanisme, antara lain Syamsul Khaidir, Masriady Mastur, dan Yaya W. Santika. Terlebih dahulu penulis akan membahas puisi karya Syamsul Khaidir yang berjudul “Kami Anak Generasi Kini”. Pengarang yang berasal dari Tenggarong, Kutai Kartanegara ini menyoroti kondisi politik yang ada di negara Indonesia. Kepeduliannya terhadap politik dan semua permasalahan yang ada di dalamnya memberikan suatu inspirasi baginya untuk mengangkat tema humanisme. Ia berharap dengan puisi karyanya tersebut, dapat merubah kekacauan politik yang sudah ada dan menjadikannya lebih baik. Berikut ini adalah kutipan puisinya.

Kami Anak Generasi Kini
Karya Syamsul Khaidir

kami anak generasi kini
mengharapkan para bapak politisi
tidak saling cakut
saling rebut
sementara kepala negara semakin kalut
menampung aspirasi yang tak pernah serasi

kami anak generasi kini
tak ingin warisan
keserakahan keegoisan dan rasa permusuhan
kami inginkan warisan
kepedulian dilandasi rasa cinta kasih
dan kebersamaan

kami anak generasi kini
merindukan hadirnya iklim nilai baru
dibentuk oleh nilai-nilai keindahan
tidak didominasi tuntutan pisik
penyebab mental semakin payah
kami anak generasi kini
akan terus menyeruak
di tengah keramaian negeri
mencari bapak kami
yang mau mendengar
desah nafas dan detak jantung kami
yang mulai kehabisan energi karena tenggelam dalam badai resesi

kami anak generasi kini
suf…et…plup
tak bisa bicara lagi (tenggelam)

Puisi berjudul “Kami Anak Generasi Kini” bercerita sebuah harapan anak-anak muda sebagai generasi muda yang dinyatakan dengan “anak generasi kini” untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik daripada sekarang. Kondisi politik pada saat ini semakin kacau yang ditandai dengan para politisi yang mementingkan kepentingan sendiri dan saling berebut kedudukan maupun keuntungan pribadi. Sebagai wakil rakyat harusnya mereka menyalurkan aspirasi rakyat untuk kemajuan masyarakat, tetapi pada kenyataannya mereka lebih memperhatikan kepentingan pribadi atau golongan.
Puisi tersebut juga mengandung makna bahwa anak muda generasi sekarang tidak menginginkan sikap keegoisan dan permusuhan yang diperlihatkan oleh para pendahulu, misalnya yang diperlihatkan oleh para politisi di Indonesia. Sikap-sikap tersebut akan menghancurkan kondisi negara kita. Oleh karena itu, generasi muda saat ini merindukan adanya perubahan ke arah yang lebih baik, yang disebut dengan “iklim baru”. Sebuah iklim baru yang ditandai dengan perbuatan yang dilandasi rasa kasih sayang yang menimbulkan kebersamaan di antara masyarakat. Mereka berharap semua kekacauan yang terjadi di negara kita dapat diatasi dengan sikap saling menghargai dan bersama-sama mencari solusi untuk memecahkan masalah yang ada di negara kita. Untuk itulah, generasi muda saat ini mengharapkan munculnya seorang kepala negara, yang dinyatakan dengan “bapak kami”, untuk mendengarkan aspirasi rakyat yang sedang dilanda kekacauan politik maupun beban ekonomi.
Sisi humanisme yang tercermin dalam puisi tersebut ditunjukkan pada saat generasi sekarang merindukan adanya sebuah kehidupan baru yang lebih baik. Mereka juga menentang keegoisan yang mementingkan kepentingan sendiri. Kebersamaan dan kedamaian dapat terus ditingkatkan dengan menghormati hak asasi orang lain sehingga tujuan humanisme dapat terwujud.
Selain Syamsul Khaidir, pengarang lain yang juga menciptakan puisi bertema humanisme adalah Masriady Mastur. Pengarang yang memiliki nama samaran M.S. Koloq ini lahir di kota Sanga-Sanga, kota perjuangan yang terkenal dengan semangat kepahlawanannya. Pengarang yang banyak berkiprah di kota Tenggarong ini memang lebih suka menulis masalah sosial dan politik yang ada di negara kita. Salah satu puisinya yang berjudul “Sajak di Pagi Hari” berikut ini mengandung makna humanisme.

Sajak di Pagi Hari
Karya Masriady Mastur

ketika jendela perlahan terbuka
berkilauan embun menetes
di ujung daun-daun
bumi pun basah,
kita kembali bangkit
merentas embun yang bergelayut
di ujung kaki

dan adakah yang bermakna
saat merasakan mimpi berselimut malam
atau tak seharusnya selalu terbayangkan
hingga pada kisaran waktu
bersinar cahaya di langit pagi
betapa terang kehidupan
untuk dipandang

lantas,
kita pun mempersiapkan langkah
meskipun dalam kerja yang sederhana

Puisi “Sajak di Pagi Hari” menunjukkan optimisme dalam menjalani hidup. Penulis menganjurkan kepada kita untuk tetap maju dan bangkit menghadapi tanggung jawab kita untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Kehidupan yang diliputi dengan suka maupun duka haruslah disikapi dengan lebih optimis. Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi yang ada, tetapi terus maju untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Walaupun melakukan pekerjaan yang kecil, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sikap itulah yang membentuk humanisme yang kuat.
Pengarang lain yang juga menciptakan puisi bertema humanisme adalah Yaya W. Santika. Puisinya yang berjudul “Surat Buat Widji Tukul” adalah ekspresi kepeduliannya terhadap nasib Widji Tukul. Berikut ini adalah kutipan puisinya.


Surat Buat Widji Tukul
Karya Yaya W. Santika

(Setelah pertemuan tiga malam di kedubes Jerman,
kembali kita bicara tentang bapak kita, mungkin
juga bapak kekasih kita)

(……………………………………………..
maka apabila becak pusaka keluarga pulang
tanpa membawa uang
si mbok akan kembali mengajak berkelahi bapak)*)

Kawan, sudah kau tengok lagi sahabat kita
yang terbaring di dipan kardus
sakitnya berawal sepulang kerja senin pahing itu
dengan lemas ia tunggingkan mesin kerjanya
di depan pintu gubugnya sembari mendesah panjang
lalu duduk di bale-bale
(tak jadi masuk karena si mbok menghadang di depan pintu)
“mana uang belanja dinten niki?
Si ujang mredih beli potlot batman!”

Dji, sahabat kita melenguh
tangannya tak lagi membuka dompetnya
karena hafal benar
hari ini dompetnya tak tersinggahi sepeser pun
becak pusakanya tak sempat diduduki siapa pun selain
dia sendiri
;
sehari mupun kalang kabut
tibum memburu pusaka keluarganya

kawan
sakitnya kali ini benar-benar bukan karena
dia pulang tak membawa uang
tapi lantaran sakit hatinya yang menggunung
menanggung beban keluarga
habis pikir tapi terus berpikir
;
Mengapa pusaka keluarganya diburu dan dirampas?
Padahal untuk memilikinya
Harus korbankan
Sepetak sawah keluarga

kawan
apa yang harus kita lakukan untuk sahabat kita itu?
Sekarang!

Puisi tersebut mengisahkan kepedulian Yaya W. Santika terhadap tokoh Widji Tukul. Widji Tukul adalah seorang pengarang yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. Puisi karya Widji Tukul banyak menyoroti masalah politik yang ada pada saat itu. Ia begitu berani mengungkapkan ketidak setujuannya terhadap sesuatu hal. Protes dan kritikan yang pedas kepada pemerintahan, ia tuangkan secara tidak langsung melalui puisi karyanya. Ia tidak takut akan resiko yang dihadapinya. Oleh karena sikapnya itulah, sampai saat ini keberadaannya belum dapat ditemukan. Beberapa asumsi muncul menyertai kepergiannya. Dugaan terkuat yang muncul adalah ia disembunyikan oleh orang-orang yang tidak menyukai keterbukaannya. Hal tersebut menjadi inspirasi tersendiri bagi Yaya untuk menuangkannya melalui puisi berjudul “Surat Untuk Widji Tukul”.
Dengan gaya penulisan dan pilihan kata yang mudah dimengerti, Yaya menuliskan kepedulian atau rasa kemanusiaannya terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh Widji Tukul. Yaya tidak dapat membayangkan bagaimana perjuangan istri dan anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan Widji Tukul sebagai kepala keluarga menghilang dan tidak dapat diketahui keberadaannya. Pada puisi tersebut dikisahkan kerja keras Widji Tukul dalam mencari nafkah buat keluarganya. Pekerjaannya adalah sebagai tukang becak. Pekerjaan sebagai tukang becak tidaklah dapat dijadikan pegangan hidup, terkadang ia pulang tidak membawa uang karena tidak ada penumpang. Ia bekerja seharian untuk mencari penumpang sehingga dapat menghasilkan uang, seperti yang terlihat dalam kalimat “sehari muput kalang kabut, tibum memburu pusaka keluarganya”.
Rasa kasian Yaya terhadap Widji Tukul diwujudkan dengan penulisannya di puisi tersebut. Solidaritasnya tergugah ketika ia melihat betapa berat beban hidup yang harus dijalani oleh Widji Tukul. Satu-satunya benda kesayangannya dirampas orang lain tanpa rasa kasian. Sebagai ekspresi humanismenya terhadap Widji Tukul, ia mengajak teman-temannya atau para pembaca puisi karyanya untuk melakukan sesuatu untuk sahabatnya. Ia berharap dengan puisinya tersebut pembaca dapat tersentuh hatinya dan ikut merasakan penderitaannya.

2.2 Sisi Humanisme dalam Antologi Puisi Cinta Indonesia
Seperti yang sudah dijelaskan pada awal pembahasan bahwa antologi Cinta Indonesia merupakan buku kumpulan puisi karya penyair Kalimantan Timur yang dipentaskan pada acara Parade Pembacaan Puisi Cinta Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1998 di Aula Manunggal Korem. Buku diterbitkan oleh Dewan Kesenian Samarinda ini menyuarakan suara hati rakyat Indonesia. Beberapa puisi yang dimuat di dalam antologi ini mengandung sisi humanisme, antara lain puisi berjudul “Darah dan Darah” karya Mugni Baharuddin dan puisi berjudul “Mitos Belenggu” karya Zainal Abdi.
Mugni Baharuddin merupakan pengarang yang produktif mencipta puisi. Selain dimuat di antologi Cinta Indonesia, puisi karyanya juga dimuat di dalam antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam. Mugni menyoroti kondisi yang ada di negara ini. Topik humanisme juga diangkat di dalam puisi yang berjudul “Darah dan Darah”. Berikut adalah kutipan puisinya.

Darah dan Darah
Karya Mugni Baharuddin

Di kota yang jauh
Di negeri yang aneh
Pada negara yang memerah darah
Telah terjadi nilai-nilai jual pasrah
Nurani terkikis habis terkikis
Tinggallah hati-hati kaku
dari batu membeku

Pada pembela hanyalah sebagai pembawa tongkat
Tak mampu mengangkat ratusan amanat manusia

Marilah kita berseru dalam kalimat Tuhan
kepada pemegang amanat kemanusiaan
taatlah pada tali kejujuran

Mari kita berteriak kepada pemegang mandat hati nurani
Segeralah tunduk pada kesepakatan hati

Hai pemegang mandat ummat
tuangkan pada benakmu
kepalkan tinjumu
tawarkan resahmu pada bangsa-bangsa yang masih belum
berdarah
buatlah perhitungan demi kepentingan darah-darah yang
telah
tumpah
dan bersemedilah pada kejadian yang penuh berdarah

Oh Sang penguasa jagad
selamatkan generasi ini dari hitamnya tetesan
darah
Hai…pemangku anak-anak yang tak berdosa
enyahkan kalimat-kalimatmu yang tajam dan mengeras
belailah mereka dengan puisi dan nyanyi
dekaplah mereka dengan tangan-tangan yang ramah
kecuplah kening mereka dengan hatimu yang damai

Di kota yang jauh
Di negeri yang aneh
padamu Negara yang memerah darah
telah terjadi keanehan yang berdarah

Puisi “Darah dan Darah” mengecam pemegang kekuasaan dalam mengambil keputusan supaya sesuai dengan hati nuraninya. Di dalam puisi tersebut tersirat bahwa selama ini para penguasa belum mampu menyuarakan aspirasi masyarakat, seperti yang tertera dalam kalimat “Pada pembela hanyalah sebagai pembawa tongkat, Tak mampu mengangkat ratusan amanat manusia”. Kejujuran hati menjadi hal yang sangat penting bagi para penguasa. Jangan sampai godaan-godaan yang mengarah ke perbuatan negatif membuat para penguasa pasrah dan ikut melakukan hal tersebut. Hendaknya, mereka mengintrospeksi diri dan lebih mementingkan kepentingan rakyat.
Sang penulis menghimbau kepada penguasa untuk menyelamatkan generasi muda sebagai penerus bangsa dari kekerasan dan tindakan kesewenang-wenangan. Sikap kedamaian dan ketentraman perlu diciptakan untuk membentuk hubungan yang harmonis.
Puisi yang berjudul “Mitos Belenggu” karya Zainal Abdi juga memiliki nilai humanisme. Salah satu asas humanisme adalah asas kebebasan. Setiap orang memiliki kekebasan dalam mengekspresikan keinginanannya. Puisi berikut ini merupakan perwujudan dari kebebasan yang sulit untuk didapat.


Mitos Belenggu
Karya Zainal Abdi

Aku tidak boleh berbicara dengan lantang
Aku tidak boleh mendengar tentang kebaikan
Aku tidak boleh melihat adanya kebenaran
Aku tidak boleh mencium segarnya kemerdekaan
Aku tidak boleh merasakan segala kebebasan

Indraku telah dibelenggunya………………

Aku tidak boleh berpikir realitas
Aku tidak boleh berbuat sesuai nuraniku
Aku tidak boleh menulis sesuai faktanya
Aku tidak boleh melangkah sesuai kehendakku

Kini anggota tubuhku yang dibelenggu……………………..

Tapi aku masih punya harga diri
Tapi aku masih punya semangat
Tapi aku masih punya harga diri
Tapi aku masih punya semangat
Tapi aku masih punya cita-cita
Tapi aku masih punya doa
Aku tidak mau dibelenggu
Aku tidak mau dibelenggu
Aku tidak mau dibelenggu

Aku mau reformasi………………………

Puisi “Mitos Belenggu” merupakan ungkapan hati untuk melepaskan diri dari suatu belenggu. Walaupun pada awalnya mereka diberi larangan-larangan dan tidak boleh menuntut hak asasinya, pada akhirnya mereka memberontak untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Dengan semangat optimisme yang tinggi dan cita-cita akan kehidupan yang lebih baik, mereka berjuang untuk mendapatkan perubahan yang diidam-idamkan, yaitu reformasi. Humanisme yang tercermin dalam puisi tersebut adalah adanya usaha untuk mencapai kehidupan manusia ke arah yang lebih baik.

3. Simpulan
Humanisme merupakan suatu paham yang mengagungkan rasa peri kemanusiaan. Seperti yang kita alami, pada saat ini rasa kemanusiaan masyarakat semakin berkurang. Sikap saling mengutamakan kepentingan sendiri, sikap acuh terhadap sesama yang membutuhkan, mengambil hak orak lain merupakan contoh bagaimana rasa humanisme menjadi sulit didapat di zaman sekarang. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan semakin seringnya kita melihat adanya kekerasan yang ada, baik di media elektronik, televisi, maupun yang ada di lingkungan sekitar kita. Para pelaku kekerasan terkadang tidak memikirkan dampak yang diterima oleh sang korban, baik fisik maupun mental.
Sebagai manusia, seharusnya kita memiliki tanggung jawab untuk saling membantu orang lain yang membutuhkan. Rasa saling menghargai dan menghormati harus dapat ditingkatkan untuk menjalin hubungan yang harmonis di dalam masyarakat. Dengan demikian, tidak akan ada lagi permusuhan dan kekerasan yang ada di masyarakat kita sehingga tujuan humanisme dapat tercapai.
Penyair Kalimantan Timur, khususnya yang puisinya dimuat di dalam antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam dan Cinta Indonesia, seringkali mengangkat tema kurangnya sisi humanisme yang ada di dalam masyarakat kita. Tujuan yang ingin dicapai mereka adalah untuk memberikan gambaran mengenai kondisi humanisme yang ada di sekitar kita dan semakin berkurangnya rasa kemanusiaan antara manusia satu dengan yang lain. Puisi-puisi yang telah dianalisis merupakan representasi contoh rekaman nyata kondisi humanisme yang kurang, misalnya susahnya memperoleh kebebasan berekspresi dan memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.











Daftar Pustaka

Edwords, Frederick. 1984. The Humanist Philosophy in Perspective. http://www.infidels.org/library/modern/fred_edwords/perspective.html

Edwords, Frederick. What Is Humanism? http://www.jcn.com/humanism.html

Esten, Mursal dkk. (Penyelia).2004. Ensiklopedia Sastra Indonesia. Bandung: Penerbit Titian Ilmu.

Hamdani. 1998. Parade Pembacaan Puisi: Cinta Indonesia. Samarinda: Dewan Kesenian Samarinda.

Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Jogyakarta: PT. Hanindita Graha Widia Yogyakarta.

Keraf, A Sonny. 1987. Pragmatisme Menurut William James. Yogyakarta: Kanisius.

Murchland, Bernard. 1992. Humanisme dan Kapitalisme. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Pernyata, Syafruddin. 1999. Antologi Secuil Bulan di Atas Mahakam. Samarinda: Komite Sastra Dewan Kesenian Kalimantan Timur.

_______ . 1999. Antologi Menyambut Fajar. Yogyakarta: Galang Printika.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.






Fira Basuki

Persentuhan Budaya Antarbangsa dalam Perspektif Keindonesiaan
pada Novel Rojak Karya Fira Basuki

Oleh Derri Ris Riana*

Abstrak
Acculturation among one culture and another one usually happens in this world. Every culture has its own unique characteristics that can influence the other one. This acculturation is shown in Rojak that was written by Fira Basuki. The main character in this novel goes through his marriage that has different cultures, Javanese and Chinese. There are many conflicts arise caused by different thought and perceptions among them. To minimize the conflict, the characters have to adapt the two cultures without blaming to each others. The nationalism is also shown in the main character that he still defend his faith without losing his culture. He still does all of the things that are suitable with his culture that is not influenced by the other culture. Therefore, this research analyzes the acculturation among two cultures in Indonesian perception.

Key Words: acculturation, marriage, nationalism


1. Pendahuluan
Temu budaya antarbangsa yang terjadi di dunia menunjukkan bahwa setiap bangsa pada dasarnya dapat memengaruhi bangsa lain. Sebagai konsekuensi temu budaya tersebut, budaya Indonesia mau tidak mau menerima pengaruh budaya asing, seperti budaya Cina, budaya India, budaya Eropa, budaya Arab, dan sebagainya. Budaya asing tersebut berasimilasi dengan budaya lokal dalam makalah ini adalah budaya Indonesia. Sebagian dari unsur-unsur budaya asli Indonesia itu telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Dapat dikatakan bahwa kebudayaan-kebudayaan asing tersebut ikut “membentuk” dan mewarnai perkembangan kebudayaan Indonesia (Dharmanto dalam Mardimin, 1994:106). Dengan demikian, budaya asing menambah keberagaman budaya Indonesia.
Temu budaya antarbangsa ini membawa konsekuensi bagi bangsa Indonesia. Konsekuensi yang ditanggung oleh bangsa Indonesia, antara lain, menemukan cara yang ampuh untuk memfilter budaya asing, memisahkan yang positif dari yang negatif. Apabila tidak diantisipasi dengan baik, hal tersebut akan mengancam keberadaan budaya Indonesia. Pengaruh negatif budaya asing dapat diatasi dengan mengenal dan memahami budaya Indonesia dengan lebih mendalam. Untuk itu, kita perlu mempelajari budaya Indonesia yang terdiri atas budaya dalam suku-suku yang ada di seluruh kepulauan Indonesia. Dengan mengenal budaya bangsa sendiri, lambat laun kita akan memiliki semangat cinta tanah air dan berjiwa Indonesia.
Keanekaragaman budaya dunia juga membutuhkan adanya toleransi antarbudaya agar budaya-budaya yang bertemu dapat saling beradaptasi tanpa merugikan satu sama lain. Pertemuan budaya antarbangsa tersebut terlihat dalam novel Rojak karya Fira Basuki. Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah persentuhan budaya antarbangsa, yaitu budaya Jawa dan Cina dalam perspektif keindonesiaan yang terdapat dalam perkawinan campur yang diperankan oleh tokoh utama dalam novel ini. Selain itu, hal lain yang perlu dikaji lebih lanjut adalah konflik-konflik yang diakibatkan oleh perkawinan campur tersebut.

2. 1 Perpaduan Budaya Jawa dan Cina pada Perkawinan Campur
2.1.1 Budaya Jawa (Indonesia)
Novel Rojak berisi perpaduan budaya yang terjadi dalam pernikahan antara Setyo Putra Hadiningrat dan Janice Wong. Setyo berasal dari keluarga Jawa dan masih memiliki keturunan darah biru. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan erat dengan budaya Jawa.
· Masyarakat Jawa masih memegang teguh tradisi dan budaya Jawa, seperti Nami Hadiningrat yang tetap melestarikan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Jawa masih memercayai anggapan bahwa seorang istri harus menuruti semua kemauan suami, seperti nasihat Nami kepada Janice agar menjadi istri yang baik. Selain itu, masyarakat Jawa juga memercayai adanya primbon. Primbon adalah ilmu mengenai pemilihan hari, perhitungan nasib, dan ramalan yang telah diwariskan turun-temurun dalam bentuk buku. Buku yang telah diturunkan dari generasi dahulu sampai dengan generasi sekarang tersebut memberikan pengetahuan dan pemahaman dalam menjalani hidup. Bagi sebagian masyarakat Jawa, primbon sangatlah penting dalam menentukan beberapa peristiwa penting dalam hidupnya, sepeti pernikahan. Hari pernikahan tidak ditentukan secara asal-asalan, tetapi melalui pertimbangan yang matang. Apabila pasangan yang menikah tidak memperhatikan hal tersebut, sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Pernikahan pada bulan suro tidaklah baik karena dapat menimbulkan celaka, baik bagi pasangan maupun keluarga. Untuk memilih hari baik pada upacara Perkawinan, pasangan pada masyarakat Jawa menggunakan Kalender Jawa. Sebenarnya semua hari adalah baik sehingga pengertian memilih hari baik lebih kepada kesesuaian antara waktu dengan pengguna waktu. Selain berfungsi untuk memilih hari baik untuk menikah, primbon juga berisi tafsiran makna mimpi, ramalan jodoh berdasarkan hari lahir, ramalan nasib berdasarkan garis tangan, penentuan watak manusia berdasarkan hari, tanggal, tahun, dan weton, tafsiran makna gerak tubuh, seperti telinga berdenging atau mata berkedip, dan lain-lain. Pada saat ini sebagian masyarakat Jawa mungkin sudah mengenyampingkan primbon sebagai panduan hidup mereka, tetapi ada sebagian orang yang masih memercayainya.
· Sifat khas yang dimiliki oleh masyarakat Jawa adalah pakaian yang dikenakannya. Bagi sebagian masyarakat, khususnya wanita yang berusia lanjut masih memakai kebaya dan jarik (pakaian khas jawa) sebagai pakaian sehari-hari. Nami Hadiningrat yang merasa sebagai keturunan bangsawan Jawa memakai kebaya dan jarik sebagai ciri khasnya. Ia sangat menyukai motif dan bentuk kebaya Jawa. Dengan begitu, ia ingin menonjolkan ciri tradisionalnya dan lebih mencintai lokalitas daerahnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia sangat memiliki semangat keindonesiaan yang tinggi. Walaupun berada di Singapura, ia tetap percaya diri mengenakan batik di dalam kehidupan sehari-hari. Apabila dibandingkan batik Jawa memiliki warna yang agak gelap daripada batik lain, khususnya batik Cina.
· Pada tata cara makan, budaya jawa juga memiliki aturan tertentu. Penataan meja makan rapi dan teratur. Alat makan yang digunakan adalah piring, sendok, dan garpu dengan letak yang telah ditentukan di meja makan. Akan tetapi, aturan makan ini tidaklah menjadi keunikan karena kebanyakan masyarakat juga memakai tata cara ini.
· Bagi masyakat Jawa, orang yang meninggal akan dimakamkan di tempat pemakaman yang telah disediakan. Setelah upacara pemakaman, kegiatan akan dilanjutkan dengan ritual-ritual khusus bagi orang yang meninggal. Upacara tersebut ditujukan untuk mendoakan arwah yang meninggal. Upacara berlangsung selama tujuh hari berturut-turut. Pada hari keempat puluh, keseratus, dan keseribu, keluarga dari orang yang meninggal akan merayakannya kembali dengan pembacaan doa untuk melancarkan perjalanan arwah ke surga.

2.1.2 Budaya Cina (Singapura)
Berikut ini adalah budaya Cina yang terlihat dalam novel Rojak.
· Kebanyakan masyarakat Cina percaya dengan Feng Shui. Pengertian Feng Shui adalah menjalani hidup yang selaras dan seimbang dengan alam, seperti gunung dan sungai atau angin dan air. Dengan menganut paham ini, orang yang memercayainya akan mendapatkan kebahagiaan, keberuntungan, kemakmuran, dan kesehatan. Feng Shui dapat diterapkan dalam berbagai hal, misalnya Feng Shui untuk tempat pemakaman, tempat tinggal, kantor, dan lain-lain. Dalam novel Rojak, Janice Wong dan mamanya juga memercayai Feng Shui dalam kehidupannya. Penerapan feng shui dalam kehidupan sehari-hari terlihat pernyataan bahwa benda hidup mengindikasikan bahwa Feng Shui baik. Menurut Lilian Too (1995:139), bila Anda melihat tanaman Anda menderita, membusuk, atau mengering, Anda harus segera melakukan sesuatu, seperti mengganti tanaman atau memupuki tanaman. Apabila hal tersebut tidak dilakukan akan terjadi sesuatu yang buruk, seperti kematian. Dalam novel ini, malapetaka terjadi di akhir cerita, yaitu pada saat Janice membunuh Suipah, pembantunya, karena telah memasang guna-guna bagi keluarganya.
· Masyarakat Cina memercayai adanya prinsip dualisme, yaitu Yin dan Yang. Yin dan Yang adalah prinsip negatif dan positif yang menguasai alam semesta dan kehidupannya (Lilian Too, 1995:10). Yin dan Yang dilambangkan dengan warna putih dan hitam. Janice percaya bahwa wanita yang sudah menikah diperlukan seks untuk menyalurkan energi dan mengembangkan energi ke arah positif. Janice tidak dapat mendapatkan hal tersebut dari suaminya sehingga ia menjadi pusing dan energinya menjadi buruk. Untuk mengatasi hal tersebut, ia berselingkuh dengan orang lain untuk menyalurkan seksnya agar mendapatkan energi yang positif.
· Sebagai penganut aliran Taoisme dan paham tradisional Cina lainnya, mama Janice percaya adanya karma, yaitu balasan atas suatu perbuatan yang buruk. Balasan tersebut tidak hanya berdampak langsung pada dirinya, tetapi juga berlaku pada keluarga. Pada saat mengetahui bahwa mamanya meninggal karena penyakit SARS, Janice sadar bahwa ia mendapat karma dari Tuhan karena telah berselingkuh dengan orang lain. Selain percaya terhadap karma, mama Janice juga percaya terhadap filosofi Cina yang lain. Bagi masyarakat Cina, orang yang meninggal akan dikremasi dan abunya kemudian disimpan di sebuah kotak. Setelah dikremasi, upacara dilanjutkan dengan pembacaan doa dan tradisi khas Cina.
· Sebagian masyarakat Cina juga percaya dengan tukang ramal atau dukun. Mama Janice pergi ke tukang ramal untuk memastikan bahwa menantunya, Setyo, memiliki kepribadian yang baik, seperti yang terlihat dalam novel ini. Sebenarnya, semua yang telah dikatakan oleh tukang ramal tersebut benar bahwa terdapat sisi jelek dari Setyo yang harus dihindari. Sifat buruk tersebut terlihat ketika ia menuruti semua perkataan sang ibu yang akhirnya menghancurkan rumah tangganya. Selain itu, Setyo juga menuruti perkataan teman-temannya tanpa bisa menolak permintaan mereka, yaitu pada saat ke luar negeri, Setyo tidak menolak untuk ditemani seorang pelacur, akibatnya ia menderita penyakit kelamin.

2.2 Persentuhan Budaya Antarbangsa dalam Perspektif Keindonesiaan
Novel Rojak mengulas masalah perkawinan campur antarbangsa yang memiliki budaya yang berbeda. Perkawinan campur yang terjadi dalam novel tersebut diperankan oleh Janice Wong yang berlatar budaya Cina dan Setyo Putra Hadiningrat yang berlatar budaya Jawa. Janice yang berperan sebagai tokoh utama merupakan wanita keturunan Cina peranakan yang tinggal di Singapura. Sementara itu, Setyo Putra Hadiningrat adalah pria keturunan Jawa yang tinggal di Jogyakarta. Dengan berlangsungnya Pernikahan Janice dan Setyo menyatukan budaya Jawa dan Cina.
Budaya Jawa adalah suatu budaya yang memiliki aturan dan tradisi yang khas dalam kehidupan masyarakatnya. Nilai sopan santun yang dijunjung tinggi dan nilai tradisionalnya yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya merupakan ciri khas budaya Jawa yang masih diterapkan oleh sebagian masyarakat. Di sisi lain, budaya Cina juga memiliki tradisi yang masih kental bagi masyarakat Cina, misalnya kepercayaan terhadap Feng Shui, tradisi, dan filosofi Cina lainnya. Dengan bertemunya kedua budaya yang berbeda dalam sebuah pernikahan, kedua belah pihak yang menikah, khususnya Janice dan Setyo harus saling memahami dan mengerti satu sama lain. Percampuran budaya dalam sebuah pernikahan adalah wajar. Hal tersebut tidaklah menjadi suatu halangan apabila dilandasi rasa toleransi dan menghargai. Dalam novel Rojak, pada awal pernikahan antara Janice dan Setyo belum muncul konflik yang disebabkan oleh benturan persentuhan budaya antarbangsa. Nyah-Kim Wong atau mama Janice mengatakan bahwa percampuran budaya tidaklah menjadi persoalan, apabila disikapi dengan baik. Setiap pasangan suami sitri dapat tetap mempertahankan kecintaan terhadap budayanya tanpa saling memengaruhi.
Istilah yang disampaikan oleh mama Janice sangatlah beralasan bahwa kita hidup bermasyarakat dari hasil perpaduan budaya. Asimilasi budaya tersebut tidaklah dipermasalahkan, asalkan kita dapat saling memahami budaya yang satu dengan yang lain. Apabila tidak dapat saling mengerti, pernikahan tidak akan berjalan dengan baik. Benturan-benturan budaya Jawa dan Cina dalam novel rojak ini justru dimunculkan pada tokoh yang bernama Nami Hadiningrat yang notabene merupakan mertua Janice. Nami sangat kental dengan budaya Jawa karena ia masih memiliki keturunan darah biru. Ia masih menganut falsafah Jawa bahwa seorang wanita harus mengabdi kepada keluarga. Seorang wanita dalam budaya Jawa harus menurut kepada suami, khususnya pada keluarga. Hal tersebut menghalangi wanita untuk berkiprah secara mandiri dalam dunia kerja. Dengan kata lain, wanita masih dianggap sebagai orang kedua dalam kehidupan rumah tangga. Anggapan tradisional yang menganggap wanita masih di urutan kedua masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Jawa. Walaupun pada masa modernisasi saat ini, wanita haruslah dapat berpikir dan bekerja lebih mandiri tanpa bergantung pada laki-laki. Sebagai tokoh utama, Janice Wong tidak mau terkekang dengan masalah keluarga yang dihadapinya, khususnya ketika ia beselisih paham dengan mertuanya. Untuk melepaskan diri dari permasalaan tersebut, ia berusaha untuk dapat bekerja sehingga memunyai penghasilan sendiri. Dengan demikian, pastilah Janice lebih dihargai sebagai seorang istri. Akhirnya Janice merayu Setyo supaya ia dapat bekerja kembali. Selain untuk membantu perekonomian keluarga, Janice dapat lebih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Dengan berbagai alasan, Janice merayu Setyo agar diijinkan untuk bekerja kembali. Pada awalnya, Setyo sebagai suami sebenarnya agak keberatan dengan keputusan Janice, terutama dalam hal pendidikan kedua anaknya. Setyo memikirkan nasib kedua anaknya yang masih kecil. Jika ibunya bekerja, pastilah anak-anak akan kekurangan kasih sayang dari sang ibu. Untuk mengatasi hal tersebut, Janice menyarankan untuk mencari pembantu.
Kesamaan lain yang terdapat dalam dua budaya tersebut adalah kepercayaan terhadap tukang ramal/dukun. Walaupun sama-sama mengakui adanya dukun, mereka memiliki istilah/sebutan tersendiri. Tukang ramal Cina disebut suan ming, sedangkan bagi masyarakat Jawa disebut dukun. Walaupun terdapat perbedaan istilah pada sebutan tukang ramal, tetapi tugas dan kewajibannya hampir sama. Keduanya (dukun atau suan ming) berhak meramal nasib seseorang, baik melalui bentuk wajah, garis tangan, maupun foto. Keberadaan tukang ramal, baik di Cina maupun Jawa, masih dibutuhkan oleh sebagian orang yang percaya dengan ramalannya. Tukang ramal yang notabene memiliki indera keenam dalam meramal masa depan seseorang tidak hanya digunakan untuk tujuan baik. Ada sebagian orang yang memanfaatkan kemampuan mereka untuk menyakiti orang lain, seperti yang telah dilakukan oleh Suipah pada keluarga Janice.
Perkawinan antara Janice Wong dan Setyo Hadiningrat menimbulkan pertemuan budaya Jawa dan Cina. Konsekuensi dari pertemuan dua budaya itu adalah kedua belah pihak harus saling terbuka dalam memahami atau menerima budaya satu sama lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setyo yang merupakan warga Negara Indonesia dapat memahami dan menerima istrinya yang memiliki budaya Cina. Akan tetapi, ia tetap mempertahankan budaya Jawa yang dianutnya dan memiliki jiwa Indonesia. Ia tidak mempersalahkan perbedaan budaya di antara mereka, tetapi memikirkan cara terbaik untuk menyatukan budaya yang berbeda dalam suatu perkawinan.

2.3 Permasalahan yang Muncul Akibat Perkawinan Campur
Novel Rojak menyajikan konflik perkawinan campur antara dua budaya, yaitu budaya Jawa dan Cina. Dengan adanya latar belakang budaya yang berbeda, pastilah membutuhkan adaptasi di antara pasangan suami-istri agar tidak saling bertubrukan dalam hal tradisi. Saling mengerti dan memahami adalah kunci utama dalam menjaga hubungan suami-istri yang berbeda budaya. Budaya juga memengaruhi sifat dan perilaku. Sikap dan perilaku Setyo yang merupakan keturunan Jawa pastilah berbeda dengan Janice yang merupakan keturunan Cina. Apalagi Setyo yang sejak kecil dididik dengan budaya Jawa yang sangat kental karena orang tuanya yang masih keturunan ningrat. Sifat dan perilaku Setyo ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kalem, sabar, penurut, tradisional, dan lain-lain.
Selain itu, Sifat dari budaya Jawa yang menonjol, yaitu rasa sopan santun yang tinggi. Di sisi lain, Janice yang merupakan keturunan Cina yang tinggal di Singapura. Ia memiliki pemikiran yang modern, mandiri, dan terbuka. Persentuhan kedua budaya tersebut tidaklah mudah dijalani oleh Janice dan Setyo. Konflik-konflik rumah tangga kadang-kadang muncul karena perbedaan tersebut.
Salah satu tradisi masyarakat Cina, yaitu kepercayaan terhadap Feng Shui. Masyarakat Jawa memercayai adanya primbon yang hampir sama artinya dengan Feng Shui. Akan tetapi, antara Feng Shui dan primbon terdapat makna dan presepsi yang berbeda. Pertentangan yang terjadi diakibatkan adanya salah pengertian di antara kedua belah pihak. Bagi penganut Feng Shui, seperti Janice, tanaman yang sudah kering tidak diperbolehkan dipajang/disimpan di dalam rumah karena membawa energi buruk. Energi positif dan negatif harus diciptakan untuk membentuk keluarga yang harmonis. Hal tersebut bertolak belakang dengan primbon Jawa yang tidak pernah membahas mengenai hal tersebut. Primbon Jawa tidak membahas mengenai tanaman kering, tetapi primbon membahas mengenai berbagai macam saran untuk menanam tanaman tertentu, seperti saran untuk menanam bunga matahari di pekarangan rumah karena mendatangkan keharmonisan dalam rumah tangga. Selain itu, di dalam primbon juga terdapat larangan untuk menanam tanaman tertentu di halaman rumah, seperti dilarang menanam pohon beringin di halaman rumah karena akan menjadi tempat roh-roh jahat.
Mertua Janice tidak mau mengerti dengan kepercayaan Janice. Ia bersikeras untuk memajang bunga dan ranting-ranting kering peninggalan dari sang suami. Permasalahan tersebut semakin runcing karena mertua Janice dan Setyo tidak mau mengalah. Dari hal sepele itulah, perbedaan budaya menjadi masalah keluarga yang harus disikapi dengan bijaksana tanpa menyinggung salah satu pihak.

3. Penutup
Budaya Jawa dan Cina yang bertemu dalam perkawinan campur antara Janice Wong dan Setyo Putra Hadiningrat saling berpadu dan beradaptasi satu sama lain. Apabila pelaku perkawinan yang berbeda budaya tersebut memiliki rasa saling memiliki dan toleransi, perbedaan tidaklah menjadi masalah yang besar. Dengan saling memahami kepercayaan dan filosofi budaya masing-masing, perkawinan dapat berjalan dengan harmonis. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Berbagai kendala muncul akibat benturan kedua budaya tersebut, seperti dalam hal penggunaan tanaman kering sebagai pajangan yang tidak disarankan bagi orang Cina. Adapun bagi masyarakat Jawa hal tersebut tidaklah berlaku.
Setyo dan Nami yang merupakan keturunan Jawa sangat mencintai lokalitas budaya daerahnya dan memiliki ciri khas keindonesiaan yang sangat kental, baik dari segi sifat dan tingkah lakunya. Walaupun perkawinan Setyo dan Janice mengakibatkan persentuhan budaya antarbangsa, Setyo tetap mempertahankan budaya Jawa yang dianutnya dengan tetap berperilaku sebagai masyarakat Jawa. Akan tetapi, ia bersikap terbuka terhadap budaya Cina yang dianut oleh istrinya dengan mau menerima budaya atau paham Cina yang dianggapnya baik.









Daftar Pustaka

Basuki, Fira. 2004. Rojak. Jakarta: PT Grasindo.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. 2004. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu Bandung.
Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis. Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Garmedia Pustaka Utama.
Mardimin, Johanes. 1994. Jangan Tangisi Tradisi. Yogyakarta: Kanisius.
Srengenge, Sitok. 2004. Prosa. Jakarta: PT Metafor Intermedia Indonesia.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Too, Lilian. 1995. Feng Shui. Jakarta: PT Gramedia.
www.Primbon.com
www.tembi.org/primbon/